LAPORAN KEGIATAN GEMAR MEMBACA
“GUNUNG MELETUS”
Dan Antisipasinya
Disusun
Oleh:
ARIF DARMAWAN
KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 (MODEL) LUBUKLINGGAU
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
HALAMAN PENGESAHAN
GUNUNG MELETUS
Dan Antisipasinya
Disahkan
Oleh:
Mengetahui Lubuklinggau, September 2015
Kepala MAN 1 (Model) Lubuklinggau
Guru Pembimbing
RUSMALA
DEWI Z, S.Pd.MM HURYANI, S.Pd
NIP. 19671104 199603 2 001 NIP. 19720817 200501 2 009
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN...................................................................................i
KATA PENGANTAR
............................................................................................ii
DAFTAR
ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Kegiatan..........................................................................1
B. Tujuan Kegiatan......................................................................................1
BAB II HASIL RESUME......................................................................................2
1. MENGENAL LEBIH DEKAT GUNUNG BERAPI...............................2
A. Struktur Gunung Berapi..........................................................................2
B.
Terbentuknya Gunung Berapi.................................................................3
C.
Jenis-jenis Gunung Berapi.......................................................................3
D.
Jenis letusan Gunung Berapi...................................................................4
E.
Mendeteksi Letusan.................................................................................6
F.
Gejala Pascavulkanis...............................................................................7
2. GUNUNG MELETUS DI INDONESIA...................................................9
3. ANTISIPASI
GUNUNG MELETUS.......................................................12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................13
A. KESIMPULAN......................................................................................13
B. SARAN....................................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG KEGIATAN
Gunung meletus merupakan peristiwa
yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh
gasyang bertekanan tinggi.
Secara geografis Indonesia terletak
diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua (Asia dan Australia).
Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng
bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang
menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini
terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik
dan sirkum mediterania yang kedanya melewati Indonesia.
B. TUJUAN KEGIATAN
Ø Menyelesaikan
tugas Bahasa Indonesia tentang Gemar Membaca.
Ø Memberi
wawasan bagi para pembaca tentang Gunung Api.
Ø Sebagai
bahan pembelajaran bagi pembaca.
BAB II
HASIL RESUME
1. MENGENAL LEBIH DEKAT GUNUNG BERAPI
A. Struktur
Gunung Berapi
Kita
seringkali menyebut gunung berapi sebagai suatu kawasan yang menjulang ke atas
hingga mencapai ribuan meter di atas permukaan laut. Selain itu, gunung sering
dipahami sebagai permukaan dataran yang terdiri atas lereng-lereng yang
panjang, lembah atau ngarai yang dalam, atau berpunggungan sempit yang tinggi.
Kawasan di sekitar gunung berapi juga identik dengan iklim yang dingin.
Pengetahuan
dan wawasan mengenai gunung meletus menjadi lebih lengkap dengan mengetahui strukturnya.
Aktivitas gunung meletus selalu ditandai dengan keluarnya magma dari permukaan
gunung berapi. Magma merupakan cairan silikat pijar bersuhu antara 9000 sampai
dengan 14000 derajat Celcius. Magma terdapat di dalam bumi, di bawah tubuh
gunung berapi.
Tempat
magma berkumpul dinamakan kantung magma. Kantung magma merupakan ruang bawah
tanah besar yang berisi batuan mencair yang berada di bawah permukaan kerak
bumi. Batuan mencair yang ada di dalam kamar magma berada pada tekanan yang
besar serta mendapatkan waktu dan tekanan yang cukup. Keadaan ini dapat
mematahkan bebatuan di sekitarnya sehingga berakibat terbentuknya jalan keluar
bagi magma. Magma yang menemukan jalan keluar menuju ke permukaan akan
menghasilkan letusan gunung berapi.
Kawah
utama merupakan lubang erupsi yang berdiameter dua kilometer atau lebih, berada
di bagian puncak gunung berapi. Pipa kawah ialah suatu lubang atau rekahan yang
merupakan bidang lemah pada kerak bumi, tempat magma menerobos ke permukaan
bumi. Di samping itu, ada pula kawah samping yang merupakan lubang erupsi
berdiameter dua kilometer atau lebih. Letaknya di bagian lereng tubuh gunung
berapi sebagai hasil erupsi samping.
Gunung berapi juga mempunyai kerucut
parasit. Akumulasi material hasil erupsi di luar kawah utama memang
menghasilkan bentuk yang menyerupai kerucut. Aktivitas gunung berapi
ditunjukkan dengan adanya leleran lava. Leleran lava itu mengalir dari lubang
kawah. Hal itu muncul sebagai akibat dari magma yang keluar ke permukaan bumi
secara efusi.
B.
Terbentuknya Gunung Berapi
Gunung berapi timbul karena adanya
saluran yang menghubungkan sumber magma di dalam perut bumi dengan permukaan
bumi. Material yang keluar melewatinya dapat berupa lelehan lahar cair,
berwujud padat (curah api), atau berupa gas.
Lahar dan curah api tersebut dimuntahkan
pada saat terjadi letusan. Namun, gas keluar terus-menerus melalui kepundan
selama gunung aktif. Keduanya membawa berbagai senyawa, terutama yang
mengandung belerang dan uap air. Karena lahar dan curah pi keluar silih
berganti, akhirnya terbentuklah gunung berapi berlapis yang banyak terdapat di
Indonesia. Hal ini berbeda dengan gunung berapi di kepulauan Hawai, yang
tergolong gunung api perisai atau kubah.
Berdasarkan teori tektonik lempeng,
wilayah Indonesia terletak pada tempat sejumlah lempeng yang saling
bertabrakan. Salah satunya berupa busur kepulauan yang bergunung api. Indonesia
memiliki tiga jalur gunung api aktif, yaitu yang terbentang dari utara Pulau
Sumatera ke Pulau Jawa, berlanjut ke Nusa Tenggara dan melingkar di sekitar
Laut Banda, yang terdapat di Sulawesi Utara dan kepulauan di utaranya dan di
sebelah barat Halmahera dan daratannya.
C.
Jenis-jenis Gunung Berapi
Berdasarkan proses pembentukannya, gunung
berapi dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
Gunung Api Rekahan
Gunung
api rekahan merupakan sebuah rekahan panjang pada permukaan bumi seluas ribuan
kilometer persegi. Aliran magma pada gunung ini keluar melalui rekahan
tersebut. Akibat retakan ini, timbullah lapisan basal yang sangat kental.
2.
Gunung Api Perisai
Gunung api
perisai ini terbentuk karena adanya aliran lava basal cair yang kemudian
membeku. Aliranya secara bertahap membentuk gundukan ngat landai, seperti
perisai dengan landasan yang melebar luas.
3.
Kerucut Bara
Merupakan gunung
api yang dibentuk terutama oleh bara basal dan abu vulkanik dari reruntuhan
material piroklastik. Karena dibentuk oleh serpihan material dan bukan dari
lava, gunung ini mudah mengalami ereosi.
4.
Kaldera
Gunung
berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung
atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
5.
Gunung Api Campuran
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan
berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari
beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa),
terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa
ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
D. Jenis Letusan
Gunung Berapi
Letusan gunung berapi ada beberapa jenis,
mulai dai tidak dahsyat hingga letusan dahsyat.
1.
Letusan
Plinial
Gunung
dengan tipe letusan Plinian bisa secara tiba-tiba meletus setelah mengalami
masa istirahat yang sangat panjang. Letusan tipe Planian dapat berlangsung
sangat singkat, kurang dari sehari, beberapa hari hingga bulan. Adapun beberapa
gunung berapi yang mempunyai karakteristik letusan tipe Planian yaitu Krakatau
(Indonesia, 1883), St. Helens (AS, 1980), Tambora (Indonesia, 1815), Tarumae
(Jepang, 1739), Santorini (Yunani, 1645 SM), dan Crater Lake (4860 SM).
2.
Letusan Hawaiian
Letusan
tipe ini mengeluarkan lava dari kepundan dengan tekanan letusan yang rendah.
Tipe letusan ini sering terjadi pada gunung api hotspot, seperti gunung api
Kilauea. Letusan Hawaiian bermula dari pembentukan rekahan di bawah permukaan
yang mengeluarkan magma pijar atau magma air mancur.
3.
Letusan Vulkanian
Letusan
tipe ini digagas oleh Guiseppe Mercalli yang menyaksikan letusan di Pulau
Vulcano tahun 1888-1890. Letusan ini diawali dengan letusan freatomagmatik yang
menghasilkan suara dentuman yang sangat keras. Hal ini terjadi karena adanya
interaksi antara magma dan air di bawah permukaan.
4.
Letusan Strombolin
Letusan
tipe ini merupakan letusan gunung api dengan tingkat energi rendah. Nama
Strombolian diadopsi dari letusan gunung berapi Stromboli di Italia. Volume
material yang dihasilkan dari letusan ini biasanya berada di level rendah
hingga sedang dengan kekuatan letusan yang sporadis. Aktivitas letusan tipe
Strombolian umumnya berlangsung lama dan berulang-ulang. Sebagai contoh,
letusan gunung Paricutin antara tahun 1943-1952, gunung Erebus, Antartika yang
berlangsung selama beberapa dekade. Sedangkan letusan di gunung api Stromboli
berlangsung selama ribuan tahun.
E.
Mendeteksi Letusan
Letusan gunung berapi dapat dideteksi
dengan dua cara, secara geofisikal dan secara kimia. Teknik geofisikal merujuk
kepada suatu perubahan fisikal pada batu-batuan di bawah tanah. Beberapa
peralatan yang dapat digunakan untuk menentukan sebuah gunung berapi yang akan
meletus sebagai berikut.
1.
Seismometer
Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah,
termasuk gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung
berapi, dan sumber gempa lainnya.
Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk memetakan bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari sumber gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Pada awalanya alat ini hanya bisa digunakan untuk menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang, maka kemampuan seismometer pun telah ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti ini disebut Seismometer Broadband.
2.
Tiltmeter
Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang
berfungsi untuk mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung.
Perangkat Tiltmeter sendiri terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Pelat
Tiltmeter, Portable Tiltmeter, dan Readout Unit. Struktur yang dipandang perlu untuk dilakukan
pengukuran dengan metode Tiltmeter adalah struktur yang secara visual telah
menunjukkan adanya perubahan posisi secara horizontal atau vertikal agar dapat
diketahui intensitas gerakannya.
Untuk kasus sebuah gunung berapi, biasanya para ilmuwan akan
memasang Tiltmeter di banyak titik, mulai dari kaki gunung hingga dataran-dataran
tertinggi yang diperkirakan sebagai jalur aliran lava.
F. Gejala Pascavulkanis
Gunung api melakukan aktivitasnya mulai
kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada suatu waktu mencapai
puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya akan berhenti dari
kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan telah mati. Gunung api
yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini magma
dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan
itu sering disebut gejala pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini dapat dibedakan
dalam beberapa bentuk gejala antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber
air mineral (mahdani), geyser dan terbentuknya sebuah kawah akibat letusannya.
1.
Sumber Gas
Gas
yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air
atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang
banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar
dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat,
Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain.
Sedangkan
gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber gas
asam arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh
karena itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar
gunung, bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut,
sehingga dapat memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas
beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba ,
seperti yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah
yang menewaskan sekitar 149 jiwa.
2.
Sumber Air Panas
Air
tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung
api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan
mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air
menjadi panas, bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian
bawah air itu keluar sebagai mata air panas. Misalnya, sumber air panas di
Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di
tempat lainnya.
3.
Sumber Air Mineral
Seperti
halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh
sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk
gunung api, sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber
air mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau
yang sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban
Perahu Jawa Barat.
4.
Geyser
Geyser
adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi
karena gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air
yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat
mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap
air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air
dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di
Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.
5.
Kawah
Suatu
kawah terbentuk akibat adanya letusan gunung berapi yang sangat kuat sehingga
menimbulkan sebagian dari bagian atas gunung berapi tersebut menghilang dan
saat itu terbentuklah sebuah kawah. Keindahan suatu kawah dapat dimanfaatkan
sebagai suatu objek wisata, contohnya: Kawah Ratu di gunung Tangkuban Parahu,
Kawah Ciremai di gunung Ciremai, dan Kawah Putih di Ciwidey yang terbentuk
akibat letusan gunung Patuha.
2.
GUNUNG MELETUS DI INDONESIA
Gunung meletus bagi bangsa ini bukanlah
sesuatu yang asing. Berabad silam, letusan – letusan gunung berapi di negeri
ini sudah pernah terjadi.
Berikut
beberapa letusan gunung berapi yang sangat besar yang terjadi di Indonesia.
1. Gunung
Kelud
Sejak
abad ke-15, Gunung Kelut telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan
gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah
sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun
1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan
korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
Pada
abad ke-20, Gunung Kelut tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951,
1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini
membawa maternity ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung
ini.
2. Gunung
Merapi
Gunung
Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau
Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus
bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak
400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000
tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi
eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan
kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.
Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786,
1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian
tengah Pulau Jawa diselubungi abu.
Diperkirakan,
letusan tersebut menyebabkan kerajaan M ataram Kuno harus berpindah ke Jawa
Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400
orang.
3. Gunung
Galunggung
Gunung
Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal
letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana expose Cikunir menjadi keruh
dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa expose keruh tersebut
panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.
Kemudian
pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan
yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke
arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa
dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan
sejauh 40 km dari puncak gunung.
4. Gunung
Krakatau
Krakatau
adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara
pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung
berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada
tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan
itu sangat dahsyat; awan panas dan wave yang diakibatkannya menewaskan sekitar
36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, wave ini adalah yang
terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di
Alice Springs, state dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya
ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom corpuscle yang diledakkan di
Hiroshima dan metropolis di akhir Perang Dunia II.
Letusan
Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua
setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar
redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga
New York.
Ledakan
Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan
Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di
Alaska. Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia
masih sangat sedikit.
Sementara
ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan
teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut
sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi
informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.
Tercatat
bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah
penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi
dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum
mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.
3.
ANTISIPASI GUNUNG MELETUS
1. Pemantauan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam
menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan
dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di
Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung
Berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi
peningkatan aktivitas gunung berapi. Tindakan tersebut antara lain:
Mengevaluasi laporan dan data, Membentuk Tim Tanggap Darurat, Mengirimkan Tim
ke lokasi, Melakukan pemeriksaan secara terpadu.
3. Pemetaan
Peta kawasan
rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung
berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan
pos penggulangan bencana.
4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda
Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk
buku, peta dan dokumen lainnya
5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah
Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk
sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan
langsung kepada masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A. KESIMPULAN
Secara
geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua
benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga
lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik.
Pertemuan dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma
di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat
gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of
fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang kedanya melewati
Indonesia.
B. SARAN
Dengan
pengetahuan yang masih minim, penulis mencoba memberikan saran – saran yang
mungkin akan berguna bagi kita semua yaitu :
1. Diharapkan
kepada masyarakat agar lebih lagi memperhatikan dan merawat kondisi yang ada
disekitar Gunung.
2. Diharapkan
kepada pihak Badan Geologi Gunung agar lebih cermat dan lebih teliti lagi dalam
mengawasi dan memantau keadaan Gunung.
3. Diharapkan
kepada masyarakat yang berada dibawah lereng Gunung agar memperhatikan dan
merawat serta tidak lupa tentang bagaimana cara nenek moyang mereka untuk
merawat atau memelihara Gunung.
DAFTAR
PUSTAKA
Tyas, Dewayani C. 2008.
Gunung Meletus dan Antisipasinya. Semarang: CV. Aneka Ilmu.
Terima Kasih Infonya gan
BalasHapusSangat Bermanfaat…
Bagi yang mau belajar pemrograman ini alamat link buat belajar pemrograman
https://combro.xyz/
https://combro.xyz/category/algoritma-pemrograman/
https://combro.xyz/organisasi-komputer/
https://combro.xyz/sistem-operasi/
https://combro.xyz/komunikasi-data/
https://combro.xyz/olahraga/
https://combro.xyz/konsep-multimedia/
https://combro.xyz/pemrograman-berorientasi-objek/
https://combro.xyz/perancangan-web/
https://combro.xyz/jaringan-komputer/
Banyak Informasi seputar Pelajar, Mahasiswa, pemrograman dan perkuliahan
Selain itu kamu juga dapat Request Artikel yang kamu mau